“Banyak hal terjadi di luar kendaliku. Jatuh hati kepadamu adalah salah satunya. Kamu mengajariku melawan ketakutan-ketakutan dalam diriku. Namun, kamu lupa mengajariku melawan hal yang penting; bagaimana caranya agar aku tidak takut kehilanganmu?”
Ada yang memberi percaya, tetapi kau ragukan. Ada yang sepenuh hati ingin bersama, tetapi kadang terabaikan.
Perasaan telah tercurahkan. Meski kadang kecewa dan melelahkan, berhenti bukan satu-satunya pilihan.
Apakah janji itu masih layak ditunggu? Atau justru perjalanan memang tak akan bisa seperti apa yang kita mau? Karena salah satu dari kita memilih ingkar?