Apa itu jodoh? Barangkali kau sering bertanya-tanya tentangnya. Barangkali imajinasimu tentang belahan jiwa begitu sederhana: di tepi pantai, kau mengandaikan ada orang di seberang sana, yang tengah menunggumu untuk berlayar.
Namun di saat yang sama, terkadang kau justru meragu, sehingga seringkali hanya bisa menunggu, mendambakan orang yang kau nantikan itu akan lebih dulu merakit sampannya, mengayun dayungnya, dan mengarahkan kompasnya untuk menjemputmu.
Tetapi laut, ombak, dan isinya selalu menjadi misteri yang tak terduga-duga, bukan? Orang yang kau sangka belahan jiwa sering kali hanyalah perantara, atau justru pengalih perhatian dari belahan jiwamu yang sesungguhnya.
Lalu, kepada siapakah seharusnya kita menambatkan sauh?
Di manakah semestinya kita meninggalkan kompas?
Kapankah kita perlu menantang nasib, garis tangan, dan rasi bintang?
Ini adalah kisah tentang seorang laki-laki dan perempuan, yang memutuskan untuk berlayar jauh sebelum mereka mengenal ketakutan; jauh sebelum mereka bisa membaca arah atau menebak cuaca; bahkan jauh sebelum mereka disibukkan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang waktu, takdir, cinta, dan jodoh itu sendiri.